Sabtu, 08 November 2014

اويس القرني

ada zaman Nabi Muhammad S.A.W, ada seorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan.Kulitnya kemerah-merahan. Dagunya menempel di dada kerana selalu melihat pada tempat sujudnya. Tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya. Ahli membaca al-Quran dan selalu menangis, pakaiannya hanya dua helai dan sudah kusut yang satu untuk penutup badan dan yang satunya digunakannya sebagai selendang. Tiada orang yang menghiraukan, tidak terkenal dalam kalangan manusia,namun sangat terkenal diantara penduduk langit.Tatkala datangnya hari Kiamat, dan tatkala semua ahli ibadah diseru untuk memasuki Syurga, dia justeru dipanggil agar berhenti dahulu seketika dandisuruh memberi syafa'atnya. Ternyata Allah memberi izin padanya untuk memberi syafa'at bagisejumlah bilangan qabilah Robi'ah dan qabilah Mudhor, semua dimasukkan ke Syurga dan tiada seorang pun ketinggalan dengan izin-Nya.Dia adalah 'Uwais al-Qarni' siapalah dia pada mata manusia...Tidak banyak yang mengenalnya, apatah lagi mengambil tahu akan hidupnya. Banyak suara-suara yang mentertawakan dirinya, mengolok-olokdan mempermainkan hatinya. Tidak kurang juga yang menuduhnya sebagai seorang yang membujuk, seorang pencuri serta berbagai macam umpatan demi umpatan, celaan demi https://fbcdn-photos-e-a.akamaihd.net/hphotos-ak-xpa1/v/t1.0-0/10410648_1499703250294792_2410832644547506015_n.jpg?oh=5b2a1c8ec9ba0c7edd5df1538681bafe&oe=54D9276B&__gda__=1423610625_23fc5c281240403750ad314906ecb2a0 daripada manusia.Suatu ketika, seorang fuqoha' negeri Kuffah…

Kamis, 14 Maret 2013

KH. Kholil Bangkalan : Punya Pasukan Lebah Penggempur Musuh

KH KHOLIL adalah guru utama yangmencetak banyak ulama besar di Jawa Timur. Sampai sekarang, meski sudah meninggal, banyak ulama yang mengaku belajar secara gaib dengan Mbah Kholil . Banyak cara dilakukan untuk belajar kitab secara gaib dari ulama tersohor ini. Salahsatunya dengan berziarah serta bermalamdi makam beliau.
Seperti pernah dikisahkan KH Anwar Siradj, pe-ngasuh PP Nurul Dholam Bangil Pasuruan. Saat mempelajari kitab alfiyah, beliau mengalami kesulit-an. Padahal, kitab yang berupa gramatika Bahasa Arab tersebut, merupakankunci untuk mendalami kitab-kitablain.
Kiai Anwar sudah mencoba berguru kepada kiai-kiai besar di hampir semua penjuru Jawa Timur.Tapi hasilnya nihil. Suatu ketika, seperti dikisahkan ustadz Muhammad Salim (santri Nurul Dholam), Kiai Anwar dapat petunjuk, agar mempelajari kitab alfiyah di makam Mbah Kholil .
Petunjuk gaib itu pun dilaksanakan. Selama sebulan penuh Kiai Anwar ziarah di makam Mbah Kholil Bangkalan . Di makam itu dia mempelajari kitab alfiyah.”Akhirnya Kiai Anwar bisa menghafal alfiyah,” jelas Ustadz Salim.
Banyak ulama generasi sekarang yang meski tidak pernah ketemu fisik dan bahkan lahirnya jauh sesudah Mbah Kholil meninggal, mengakui kalau perintis dakwah diPulau Madura ini adalah guru mereka. Bukan guru secara fisik, melainkan pembimbing secara batin.
***
MBAH Kholil sempat menimba ilmu di Mekah selama belasan tahun. Satu angkatan dengan KH Hasyim Asy’ari. Selevel di bawahnya, ada KH Wahab Chasbullah dan KH Muhammad Dahlan.
Ada tradisi di antara kiai sepuh zaman dulu, meski hanya memberi nasihat satu kalimat, tetap dianggap sebagai guru Demikian juga yang terjadi di antara 4 ulama besar itu. Mereka saling berbagi ilmu pengetahuan, sehingga satu sama lain, saling memanggilnya sebagai tuan guru.
Menurut KH Muhammad Ghozi Wahib, Mbah Kholil paling dituakan dan dikeramatkan di antara para ulama saat itu. Kekeramatan Mbah Kholil , yang sangat terkenal adalah pasukan lebah gaib.
”Dalam situasi kritis, beliau bisa mendatangkan pasukan lebah untuk menyerang musuh. Ini sering beliau perlihatkan semasa perang melawan penjajah. Termasuk saat peristiwa 10 November 1945 di Surabaya,” katanya.
Kiai Ghozi menambahkan, dalam peristiwa 10 November, Mbah Kholil bersama kiai-kiai besar seperti Bisri Syansuri, Hasyim Asy’ari, Wahab Chasbullah dan Mbah Abas Buntet Cirebon, menge-rahkan semua kekuatan gaibnya untuk melawan tentara Sekutu.
Hizib-hizib yang mereka miliki, dikerahkan semua untuk menghadapi lawan yang bersenjatakan lengkap dan modern. Sebutir kerikil atau jagung pun, di tangan kiai-kiai itu bisa difungsikan menjadi bom berdaya ledak besar.
Tak ketinggalan, Mbah Kholil mengacau konsentrasi tentara Sekutu dengan mengerahkan pasukan lebah gaib piaraannya. Di saat ribuan ekor lebah menyerang, konsentrasi lawan buyar.
Saat konsentrasi lawan buyar itulah, pejuang kita gantian menghantam lawan. ”Hasilnya terbukti, dengan peralatan sederhana, kita bisa mengusir tentara lawan yang senjatanya super modern. Tapi sayang, peranulama yang mengerahkan kekuatan gaibnya itu, tak banyakdipublikasikan,” papar Kiai Ghozi, cucu KH Wahab Chasbullah ini.
Kesaktian lain dari Mbah Kholil , adalah kemampuannya membelah diri. Dia bisa berada di beberapa tempat dalam waktu bersamaan.
Pernah ada peristiwa aneh saat beliau mengajar di pesantren. Saat berceramah, Mbah Kholil melakukan sesuatu yang tak terpantau mata. ”Tiba-tiba baju dan sarung beliau basah kuyub,” cerita Ghozi.
Para santri heran. Sedangkan beliau sendiri cuek, tak mau menceritakan apa-apa. Langsung ngloyor masuk rumah, ganti baju.
Teka-teki itu baru terjawab setengah bulan kemudian. Ada seorang nelayan sowan Mbah Kholil . Dia mengucapkan terimakasih, karena saat perahunya pecah di tengah laut, langsung ditolong Mbah Kholil .
”Kedatangan nelayan itu membuka tabir. Ternyata saat memberi pengajian, Mbah Kholil dapat pesan agar segera ke pantai untuk menyelamatkan nelayan yang perahunya pecah. Dengan karomah yang dimiliki, dalam sekejap beliau bisa sampai laut dan membantu si nelayan itu,” papar Ghozi yang kini tinggal di Wedomartani Ngemplak Sleman ini.

Kharomah mbah kholil bangkalan

Ketika Kholil muda menyantri padaKiai Noer di pesantren Langitan Tuban. Kholil seperti biasanya ikut jama'ah sholat yang memang keharusan para santri. Di tengah kekhusukan jama'ah sholat, tiba-tiba kholil tertawa terbahak-bahak. Karuan saja, hal ini membuat santri lain marah. Demikian juga dengan Kiai Noer. Dengan kening berkerut, kiai bertanya:
" Kholil , kenapa waktu sholat tadi,kamu tertawa terbahak-bahak. Lupakah kamu itu meengganggu kekhusukan sholat dan sholat kamu tidak syah?!" Kholil menjawab dengan tenang, "Maaf, begini Kiai, waktu sholat tadi sayasedang melihat Kiai sedang mengaduk-aduk nasi di bakul, karena itu saya tertawa. Sholat kok mengaduk-aduk nasi. Salahkah yang saya lihat itu, kiai?" Jawab Kholil muda dengan mantap dan sopan.
Kiai Muhammad Noer terkejut. Kholil benar, Santri baru itu dapatmembaca apa yang terlintas di benaknya, Kiai Muhammad Noer duduk dengan tenang sambil menerawang lurus ke depan, serta merta berbicara kepada santri kholil : "Kau benar anakku, saat mengimami sholat tadi perut saya memang sedang lapar. Yang terbayang dalam pikiran saya saat itu, memang hanya nasi, anakku," ucap Kiai Muhammad Noer secara jujur. Sejak kejadian itu kelebihan Kholil akhirnya menyebar. Bukan hanya terbatas di pesantren Langitan, tetapi jugasampai ke pesantren lain di sekitarnya. Karena itu, setiap kiai yang akan ditimba ilmunya oleh Kholil muda, maka para kiai itu selalu mengistimewakannya.
Didatangi Macan
Pada suatu hari di bulan syawal, Kiai Kholil tiba-tiba memanggil santri-santrinya. "Anak-anakku, sejak hari ini kalian harus memperketat penjagaan pondok pesantren. Pintu gerbang harus senantiasa dijaga, sebentar lagi akan ada macan masuk ke pondokini" kata Kiai Kholil agak serius.
Mendengar tutur guru yang sangat dihormati itu, segera parasantri mempersiapkan diri. Waktu itu, sebelah timur Bangkalan memang terdapat hutan-hutan yang cukup lebat dan angker. Haridemi hari, penjagaan semakin diperketat, tetapi macan yang ditunggu-tunggu belum tampak juga. Memasuki minggu ketiga, datanglah ke pesantren seorang pemuda kurus tidak seberapa tinggi bertubuh kuning langsat sambil menenteng kopor seng. Sesampainya di depan pintu rumah Kiai Kholil , lalu mengucap salam "Assalamu'alauikum" ucapnyaagak pelan dan sangat sopan.
Mendengar salam itu, bukannya jawaban salam yang diterima, tetapi kiai malah berteriak memanggil santrinya, hei... santri semua, ada macan...macan...ayo kita kepung. Jangan sampai masukpondok" seru Kiai Kholil bak seorang komandan di medan perang.
Mendengar teriakan Kiai, kontan saja semua santri berhamburan, datang sambil membawa apa saja yang ada, pedang, celurit, tongkat, pacul untuk mengepung pemuda yang baru datang tadi yang mulai nampak pucat. Tidak ada pilihan lagi kecuali lari seribu langkah. Namun karena tekad ingin nyantri ke Kiai Kholil begitu menggelora, maka keesokan harinya pemuda itu mencoba datang lagi. Begitu memasuki pintugerbang pesantren langsung disong-song dengan usiran ramai-ramai. Demikian juga keesokan harinya, baru pada malam ketiga, pemuda yang pantang mundur ini memasuki pesantren secara diam-diam pada malam hari. Karena lelahnya pemuda itu, yangdisertai rasa takut yang mencekam, akhirnya tertidur di bawah kentongan surau.
Secara tidak diduga, tengah malam, Kiai Kholil datang dan membangunkannya, karuan saja dimarahi habis-habisan. Pemuda itu dibawa ke rumah Kiai Kholil , setelah berbasa-basi dengan seribu alasan, baru pemuda itu lega setelah resmi diterima sebagai santri Kiai Kholil . Pemuda itu bernama Abdul Wahab Hasbullah. Seorang kiai yang sangat alim, jagoan berdebat dan pembaharu pemikiran. Kehadiran KH. Wahab Hasbullah dimana-mana selalu berwibawa dan disegani baik kawan maupun lawan bagaikan seekor macan, seperti yang disyaratkan Kiai Kholil .
Ketinggalan Kapal Laut
Kejadian ini pada musim haji. Kapallaut pada waktu itu satu-satunyaangkutan yang menuju Makkah. Semua penumpang calon haji naik ke kapal dan bersiap-siap, tiba-tiba seorang wanita berbicara kepada suaminya :
"Pak tolong, saya belikan anggur, saya ingin sekali" ucap istrinya dengan memelas.
"Baik, kalau begitu. Mumpung kapal belum berangkat, saya akanturun mencari anggur". Jawab suaminya dengan bergegas keluardari kapal.
Setelah suaminya keluar mencari anggur di sekitar anjungan kapal, nampaknya tidak ditemuai pedagang anggur seorangpun. Akhirnya dicobanya masuk ke pasar. Untuk memenuhi permintaan istrinya tercinta. Dan, meski agak lama, toh akhirnya anggur itu didapat juga, betapa gembiranya sang suami mendapatkan anggur itu. Dengan agak bergegas, dia segera kembali ke kapal laut untuk menemui istrinya. Namun betapa terkejutnya sesampai ke anjungan kapal. Pandangannya menerawang ke arah kapal yang akan ditumpangi. Semakin lama kapal tersebut semakin menjauh. Sedih sekali melihat kenyataan ini.Ia duduk termenung tidak tahu apa yang mesti diperbuat.
Di saat duduk memikirkan nasibnya, tiba-tiba ada seorang laki-laki datang menghampirinya. Dia memberikan nasehat:"Datanglah kamu kepada Kiai Kholil Bangkalan , utarakan apa musibahyang menimpa dirimu!" ucapnya dengan tenang.
"Kiai Kholil ?" pikirnya.
"Siapa dia?, Apa ia mesti harus kesana, bisakah dia menolong ketertinggalan saya dari kapal?" begitu pertanyaan itu berputar-putar di benaknya.
"Segeralah ke Kiai Kholil minta tolong padanya agar membantu kesulitan yang kamu alami, Insyaallah." Lanjut orang itu menutup pembicaraan. Tanpa pikirpanjang lagi, berangkatlah sang suami yang malang itu ke Bangkalan . Setibanya di kediamanKiai Kholil , langsung disambut dan ditanya:
"Ada keperluan apa?"
Lalu, sang suami yang malang itu menceritakan apa yang dialaminyamulai awal hingga datang ke Kiai Kholil . Tiba-tiba Kiai berkata :
"Lho...ini bukan urusan saya, ini urusan pegawai pelabuhan, sana ...pergi".
Lalu suami itu kembali dengan tangan hampa.
Sesampainya di pelabuhan, dia bertemu lagi dengan orang laki-laki tadi yang menyuruh ke Kiai Kholil . Orang tersebut bertanya: Bagaimana? Sudah ketemu Kiai Kholil ?
"Sudah, tapi saya disuruh ke petugas pelabuhan." Katanya dengan nada putus asa.
"Kembali lagi, kembali lagi temui Kiai Kholil !" ucap orang yang menasehati dengan tegas tanpa ragu. Maka sang suami yang malang itu pun kembali lagi ke Kiai Kholil . Begitu dilakukannya sampaiberulang kali. Baru setelah ketiga kalinya, Kiai Kholil berucap, "Baik kalau begitu, karena sampeyan ingin sekali, saya bantu sampeyan".
"Terimakasih Kiai" kata sang suamimelihat secercah harapan.
"Tapi ada syaratnya" ucap Kiai Kholil .
"Saya akan penuhi semua syaratnya." Jawab orang itu dengan bersungguh-sungguh.
Lalu Kiai berpesan : "Setelah ini, kejadian apapun yang dialami sampeyan jangan sampeyan ceritakan pada orang lain, kecuali saya sudah meninggal, apakah sampeyan sanggup?" pesan dan tanya Kiai seraya menatap tajam.
"Sanggup Kiai, "jawabnya spontan.
"Kalau begitu ambil dan pegang anggurmu. Pejamkan matamu rapat-rapat" kata Kiai Kholil .
Lalu, sang suami melaksanakan perintah Kiai dengan patuh, setelah beberapa menit berlalu dibukanya matanya dengan pelan-pelan. Betapa terkejutnya ia melihat apa yang dihadapannya, iasedang berada di atas kapal laut yang sedang berjalan. Takjub, heran bercampur jadi satu, seakan tak mempercayai apa yang sedang dilihatnya. Digosok-gosokkan matanya, dicubit lengannya. Benar kenyataan, bukannya mimpi, dirinya sedang berada di atas kapal. Segara ia ditemui isterinya di salah satu ruang kapal.
"Ini anggurnya, dik. Saya beli anggur jauh sekali" dengan senyuman penuh arti seakan tidak terjadi apa-apa. Dan seolah-olah datang dari arah bawah kapal. Padahal, sebenarnya dia baru saja mengalami peristiwa yang dahsyat sekali yang baru kali ini dialami, sekali dalam hidupnya. Terbayang wajah Kiai Kholil . Dia baru menyadari bahwa beberapa saat yang lalu, sebenarnya dia baru saja berhadapan dengan seseorang yang memiliki karomah yang sangat luar biasa.
Membetulkan Arah Kiblat
Kiai Muntaha, mantu Kiai Kholil , yang terkenal alim itu membangunmasjid di pesantrennya, dan pembangunan masjid tersebut hampir rampung. Sebagai seorang alim, Kiai Muntaha membangun dengan rencana yang matang sesuai dengan tuntunan syariat. Begitu juga dengan tata letak dan posisi masjid yang tepat mengarah ke kiblat. Menurut Kiai Muntaha, masjid yang hampir rampung itu sudah sedemikian tepat, sehingga tinggal menungguperesmiannya saja sebagai masjid kebanggaan pesantren.
Suatu hari, masjid yang hampir rampung itu dilihat oleh Kiai Kholil , menurut pandangan Kiai Kholil , ternyata masjid itu terdapat kesalahan dalam posisi kiblat.
"Muntaha, arah kiblat masjidmu inimasih belum tepat, ubahlah!" ucapKiai Kholil mengingatkan mantunya yang alim itu. Sebagai seorang alim, sebagai kiai alim, Kiai Muntaha tidak percaya begitu saja. Beberapa argumen diajukan kepada Kiai Kholil untuk memperkuat pendiriannya yang selama ini sudah dianggapnya benar, melihat mantunya tidak ada-ada tanda-tanda menerima nasehatnya, Kiai Kholil tersenyum sambil berjalan ke arah masjid. Sementara Kiai Muntaha mengikutidi belakangnya. Sesampainya di ruang pengimaman, Kiai Kholil mengambil kayu kecil kemudian melubangi dinding tembok arah kiblat.
"Muntaha, coba kau lihat lubang ini, bagaimana posisi arah kiblatmu?" panggil Kiai Kholil sambil memperhatikan mantunya bergegas mendekatkan matanya ke lubang itu, betapa kagetnya Kiai Muntaha setelah melihat dinding itu. Tak diduganya, lubang yang kecil itu ternyata Ka'bah yang berada di Makkah dapat dilihat dengan jelas dihadapannya.Kiai Muntaha tidak percaya, digosok-gosokan matanya dan dilihatnya sekali lagi lubang itu, dan ternyata Ka'bah yang di Makkah malah semakin jelas. Maka, sadarlah Kiai Muntaha, ternyata arah kiblat Masjid yang diyakininya benar selama ini terdapat kesalahan. Arah kiblat masjid yang dibangunnya, ternyata terlalu miring ke kanan. Kiai Kholil benar, sejak saat itu, Kiai Muntaha mau mengubah arah kiblat masjidnya sesuai dengan arah yang dilihat dalam lubang tadi.
Santri Mimpi Dengan Wanita
Pada suatu hari menjelang pagi, santri bernama Bahar dari Sidogirimerasa gundah. Dalam benaknya tentu pagi itu ia tidak bisa sholat subuh berjamaah. Ketidakikutsertaan Bahar sholat subuh berjamaah bukan karena malas. Tetapi disebabkan halanganjunub, semalaman Bahar bermimpi tidur dengan seorang wanita. Sangat dipahami kegundahan Bahar sebab wanita itu adalah istri Kiai Kholil , istri gurunya.
Menjelang subuh, terdengar Kiai Kholil marah besar sambil membawa sebilah pedang seraya berucap: "santri kurang ajar..., santri kurang ajar..."
Para santri yang sudah naik ke masjid untuk sholat berjamaah merasa heran dan tanda tanya, apa dan siapa yang dimaksud santri kurang ajar itu. Subuh itu Bahar memang tidak ikut shalat berjamaah, tetapi bersembunyi di belakang pintu masjid.
Seusai sholat subuh berjamaah Kiai Kholil menghadapkan wajahnyakepada semua santri seraya bertanya: Siapa santri yang tidak ikut berjamaah?" ucap Kiai Kholil nada menyelidik.
Semua santri merasa terkejut, tidak menduga akan mendapat pertanyaan seperti itu. Para santri menoleh ke kanan kiri, mencari tahu siapa yang tidak hadir, ternyata yang tidak hadir waktu itu hanyalah Bahar, kemudian Kiai Kholil memerintahkanmencari Bahar dan dihadapkan kepadanya. Setelah diketemukan lalu dibawa ke masjid. Kiai Kholil menatap tajam-tajam kepada Bahar seraya berkata:
"Bahar, karena kamu tidak hadir sholat subuh berjamaah maka kamu harus dihukum. Tebanglah dua rumpun bambu di belakang pesantren dengan petok ini," perintah Kiai Kholil (Petok adalah sejenis pisau kecil dipakai untuk menyabit rumput) . Setelah menerima perintah itu, segera Bahar melaksanakan dengan tulus.Dapat diduga bagaimana Bahar menebang dua rumpun bambu dengan suatu alat yang sangat sederhana sekali, tentu sangat kesulitan dan memerlukan tenaga serta waktu yang lama sekali. Hukuman ini akhirnya diselesaikan dengan baik.
"Alhamdulillah, sudah selesai Kiai," ucap Bahar dengan sopan dan rendah hati.
"Kalau begitu, sekarang kamu makan nasi yang ada di nampan itu sampai habis," perintah Kiai kepada Bahar.
Sekali lagi santri Bahar dengan patuh dan gembira menerima hukuman dari Kiai Kholil . Setelah Bahar menerima hukuman yang kedua, santri Bahar lalu disuruh makan buah-buahan sampai habis yang ada di nampan itu. Setelah itu santri Bahar diusir oleh Kiai Kholil seraya berucap:
"Hei santri, semua ilmuku sudah dicuri orang ini," ucap Kiai Kholil sambil menunjuk ke arah Bahar dan Kiai Kholil pun memintanya untuk pulang kampung halamannya.
Memang benar, tak lama setelah itu, santri yang mendapat isyaratmencuri ilmu Kiai Kholil itu, menjadi Kiai yang alim, yang memimpin sebuah pondok besar di Jawa Timur. Kiai yang beruntung itu bernama Kiai Bahar, seorang Kiai besar dengan ribuan santri yang diasuhnya di pondok pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur.
Kiai Kholil Masuk Penjara
Beberapa pelarian pejuang kemerdekaan dari Jawa bersembunyi di pesantren Kiai Kholil . Kompeni Belanda, rupanya mencium kabar itu. Tentara Belanda berupaya keras untuk menangkap pejuang kemerdekaanyang bersembunyi itu. Rencana penangkapan diupayakan secepatmungkin. Setelah yakin bersembunyi di pesantren, tentara Belanda memasuki pesantren Kiai Kholil . Seluruh pojok pesantren digrebek. Ternyata tidak menemukan apa-apa. Hal itu membuat kompenimarah besar, karena kejengkelannya akhirnya mereka membawa pimpinan pesantren, yaitu Kiai Kholil untuk ditahan. Dengan siasat ini, mereka berharap dengan ditahannya Kiai Kholil , para pejuang segera menyerahkan diri. Ketika Kiai Kholil dimasukkan ke dalam tahanan, maka beberapa peristiwa ganjil mulai muncul. Hal ini membuat susah penjajah Belanda. Mula-mulaketika Kiai Kholil masuk ke dalam tahanan, semua pintu tahanan tidak bisa ditutup. Dengan demikian, pintu tahanan dalam keadaan terbuka terus-menerus. Kompeni Belanda harus berjaga siang dan malam secara terus-menerus. Sebab, jika tidak maka tahanan bisa melarikan diri. Pada hari berikutnya, sejak Kiai Kholil ditahan, ribuan orang dari Maduradan Jawa berdatangan untuk menjenguk dan mengirim makananke Kiai Kholil . Kejadian ini membuatkompeni merasa kewalahan mengatur orang sebanyak itu. Silih berganti setiap hari terus-menerus. Akhirnya, kompeni membuat larangan berkunjung ke Kiai Kholil . Pelarangan itu ternyata tidak menyelesaikan masalah. Masyarakat justru datang setiap harinya semakin banyak. Para pengunjung yang bermaksud berkunjung ke Kiai Kholil bergerombol di sekitar rumah tahanan. Bahkan banyak yang minta ditahan bersama Kiai Kholil . Sikap nekad para pengunjung Kiai Kholil ini jelas membuat Belanda makin kewalahan. Kompeni merasa khawatir, kalau dibiarkan berlarut-larut suasana akan semakin parah. Akhirnya, daripadapusing memikirkan hal yang sulit dimengerti oleh akal itu, kompeni Belanda melepaskan Kiai Kholil begitu saja.
Setelah kompeni mengeluarkan Kiai Kholil dari penjara, baru semuakegiatan berjalan sebagaimana biasanya. Demikian juga dengan pintu penjara sudah bisa ditutup kembali serta para pengunjung yang berjubel disekitar penjara kembali pulang kerumahnya masing-masing.
Residen Belanda
Suatu hari residen Belanda yang ditempatkan di Bangkalan mendapat suatu surat yang cukup mengejutkan dari pemerintah kolonial Belanda di Jakarta. Surat tersebut berisi tentang pemberhentian dirinya sebagai residen di Bangkalan . Padahal, jabatan itu masih diinginkan dalam beberapa saat. Residen ini sangat berbeda dengan residen Belanda lainnya. Hati nurani residen ini tidak pernah menyetujui adanya penjajahan oleh negaranya. Untukmempertahankan posisinya, residen Belanda yang bersimpati kepada Indonesia ini mau berkorban apa saja asalkan tetapmemangku jabatan di Bangkalan . Kebetulan sang residen mendengar kabar bahwa di Bangkalan ada orang yang pandai dan sakti mandraguna. Tanpa pikirpanjang lagi, sang residen segera pergi menemui orang yang diharapkan kiranya dapat membantu mewujudkan keinginannya itu.
Maka, berangkatlah sang residen itu ke Kiai Kholil dengan ditemani beberapa koleganya. Sesampainyadi kediaman Kiai Kholil , sang residen Belanda langsung menyampaikan hajatnya itu. Kiai Kholil tahu siapa yang dihadapinyaitu, lalu dijawab dengan santai seraya berucap:
"Tuan selamat....selamat, selamat," ucapnya dengan senyum yang khas, Residen Belanda merasa puas dengan jawaban Kiai Kholil dan setelah itu berpamitan pulang.
Selang beberapa hari setelah kejadian itu, sang residen menerima surat dari pemerintah Belanda yang isinya pencabutan kembali surat keputusan pemberhentian atas dirinya. Betapa senangnya menerima surat itu. Dengan demikian, dirinyamasih tetap memangku jabatan didaerah Bangkalan .
Sejak peristiwa itu, Kiai Kholil diberi kebebasan melewati seluruhdaerah Bangkalan . Bahkan Kiai Kholil bisa menaiki dokar seenaknya melewati daerah terlarang di karesidenan Bangkalan tanpa ada yang merintanginya. Baik residen maupun aparat Belanda semua menaruh hormat kepada Kiai Kholil . Seorang Kiai. Yang dianggap memiliki kesaktian yang luas biasa.
Santri Pencuri Pepaya
Pada suatu hari, seorang santri berjalan-jalan di sekitar pondok pesantren kedemangan. Kebetulandi dalam pesantren terdapat pohon pepaya yang buahnya sudah matang-matang kepunyaankiai. Entah karena lapar atau pepaya sedemikian merangsang seleranya, santri itu nekad bermaksud mencuri pepaya tersebut. Setelah menengok ke kanan dan ke kiri, merasa dirinya aman maka dipanjatlah pohoh pepaya yang paling banyak buahnya. Kemudian dipetiknya satu persatu buah pepaya yang matang-matang itu. Setelah cukupbanyak santri itu kemudian turun secara perlahan-lahan.
Baru saja kakinya menginjak tanah, ternyata sudah diketahui oleh beberapa santri, tak ayal lagisantri yang mencuri pepaya itu dilaporkan kepada Kiai Kholil . Kiai marah besar kepada santri itu. Setelah itu disuruhnya dia memakan pepaya itu sampai habis,dan akhirnya diusir dari pondok pesantren. Tak lama setelah kejadian itu , santri yang diusir karena mencuri pepaya itu ternyata menjadi Kiai besar yang alim. Kealiman dan ketenaran kiai tersebut sampai kepada pesantren kedemangan. Mendengar berita menarik itu, beberapa santri ingin mengikuti jejaknya. Pada suatu hari, beberapa santri mencoba mencuripepaya di pesantren. Dengan harapan agar dimarahi kiai. Begituturun dari pohon pepaya. Kontan saja petugas santri memergokinya. Maka peristiwa itudilaporkan kepada Kiai Kholil . Setelah melihat beberapa saat kepada santri yang mencuri pepaya itu, seraya Kiai mengucap:
"Ya sudah, biarlah" kata Kiai Kholil dengan nada datar tanpa ada marah tanpa ada pengusiran.
"Wah, celaka saya tidak bisa menjadi kiai," desah santri pencuripepaya sambil menangis menyesaliperbuatannya dan berjanji tidak akan mengulanginya.
Orang Arab Dan Macan Tutul
Suatu hari menjelang sholat maghrib, seperti biasanya, Kiai Kholil mengimami jamaah sholat berjamaah bersama para santri Kedemangan. Bersamaan dengan Kiai Kholil mengimami sholat, tiba-tiba beliau kedatangan tamu orang berbangsa Arab, orang Madura menyebutnya Habib.
Seusai melaksanakan sholat Kiai Kholil menemui tamu-tamunya termasuk orang arab yang baru datang yang mengetahui kefasihan bahasa Arab. Habib tadi menghampiri Kiai Kholil sambil berucap :
" Kiai . . . ,bacaan Al Fatihah (antum) kurang fasih", tegur sanghabib.
"O . . . begitu", jawab Kiai Kholil tenang.
Setelah berbasa-basi, beberapa saat, habib dipersilahkan mengambil wudlu untuk melaksakan sholat maghrib."Tempat wudlu ada disebelah masjid itu. Habib, Silahkan ambil wudlu disana", ucap Kiai sambil menunjukan arah tempat wudlu. Baru saja selesai berwudlu, tiba-tiba habib dikejutkan denganmunculnya macan tutul. Habib terkejut dan berteriak dengan Bahasa Arabnya yang fasih untuk mengusir macan tutul yang makin mendekat itu. Meskipun habib mengucapkan bahasa arab sangatfasih untuk mengusir macan tutul, namun macan itu tidak pergi juga.
Mendengar ribut-ribut disekitar tempat wudlu, Kiai Kholil datang menghampiri. Melihat ada macan yang tampaknya penyebab keributan itu, Kiai Kholil mengucapkan sepatah dua patah kata yang kurang fasih. Anehnya, sang macan yang mendengar kalimat yang dilontarkan Kiai Kholil yang nampaknya kurang fasih itu, macan tutul bergegas menjauh.
Dengan kejadian ini, habib paham bahwa sebetulnya Kiai Kholil bermaksud memberi pelajaran kepada dirinya, bahwa suatu ungkapan bukan terletak antara fasih dan tidak fasih, melainkan sejauh mana penghayatan makna dalam ungkapan itu.
Tongkat Kiai Kholil dan Sumber Mata Air
Pada suatu hari. Kiai Kholil berjalankearah selatan Bangkalan . Beberapa santri menyertainya. Setelah berjalan cukup jauh, tepatnya sampai di desa Langgundi, tiba-tiba Kiai Kholil menghentikan perjalanannya. Setelah melihat tanah di hadapannya, dengan serta merta Kiai Kholil menancapkan tongkatnya ke tanah. Dari arah lubang bekas tancapan Kiai Kholil , memancar sumber air yang sangat jernih. Semakin lama semakin besar, sumber air tersebut akhirnya menjadi kolam yang bisa dipakai untuk minum dan mandi. Lebih dari itu, sumber mata airnya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Kolam yang bersejarah itu, sampai sekarang masih ada.
Howang-Howing Jadi Kaya
Suatu hari, seorang Tionghoa bernama Koh Bun Fat sowan ke Kiai Kholil . Dia bermaksud untuk meminta pertolongan kepada Kiai Kholil agar bisa terkabul hajatnya.
"Kiai, saya minta didoakan agar cepat kaya. Saya sudah bosan hidup miskin", kata Koh Bun Fat dengan penuh harap.
Melihat permintaan Koh Bun Fat itu, kiai lantas memberi isyarat menyuruh mendekat. Setelah Koh Bun Fat dihadapan Kiai Kholil , tiba-tiba Kiai Kholil menarik tanganKoh Bun Fat dan memegangnya erat-erat seraya berucap :
"Saafu lisanatan. Howang-howang,hoing-hoing, Pak Wang, Howang Noang tur cetur, salang kacetur, sugih..... sugih..... sugih.....", suara Kiai Kholil dalam bahasa yang tidak dimengerti.
Setelah mendapat doa dari Kiai Kholil itu, Koh Bun Fat benar-benar berubah kehidupannya, dariorang miskin menjadi kaya.
Obat Aneh
Di daerah Bangkalan banyak terdapat binatang- binatang menyengat yang suka berkeliaran, termasuk kalajengking yang sangat ganas. Binatang ini akan bertambah banyak bilamana musim hujan tiba,apalagi di malam hari. Pada suatu malam, salah seorang warga Bangkalan disengat kalajengking. Bisa kalajengking membuat bengkak bagian- bagian tubuhnya.Beberapa pengobatan telah dilakukan namun hasilnya sia-sia. Ia hampir putus asa, sampai pada akhirnya, ada seseorang yang menyarankan agar pergi menemuiKiai Kholil .
Akhirnya diputuskan untuk menemui Kiai Kholil . "Kiai Kholil , saya disengat kala jengking. Tolong obati saya", ujarnya sambilmemelas.
"Kesini!" kata Kiai Kholil .
Lalu dilihatnya bekas sengatan yang telah membengkak itu kemudian dipegangnya seraya berucap dengan dalam bahasa Madura : "Palak-Pokeh,.... palak-pokeh,....beres, beres", ucap Kiai Kholil sambil menepuk-nepuk bekassengatan kalajengking. Maka seketika itu, orang itu sembuh, dan melihat hasil pengobatan dengan kesan lucu itu, orang yang menyaksikan di sekitarnya tidak dapat menahan tawanya. Mereka tertawa terpingkal-pingkal sambil meninggalkan ruangan itu (sumber informasi : KH. Amin Imron, cucu Kiai Kholil Bangkalan ).
Rumah Miring
Pada suatu hari, Kiai Kholil mendapat undangan di pelosok Bangkalan . Hari jadi yang ditentukan pun tiba. Para undangan yang berasal dari berbagai daerah berdatangan. Semua tamu ditempatkan di ruangtamu yang cukup besar.
Walaupun para tamu sudah datang semua, acara nampaknya belum ada tanda-tanda dimulai. Menit demi menit berlalu beberapaorang tampaknya gelisah. Kenapa acara kok belum dimulai. Padahal, menurut jadwal mestinya sudah dimulai. Tuan rumah tampak mondar-mandir, gelisah. Sesekali melihat ke jalan sesekali menunduk. Tampaknya menunggu kehadiran seseorang.
Menunggu acara belum dimulai si fulan tidak sabar lagi. Fulan yang dikenal sebagai jagoan di daerah itu, berdiri lalu berkata :
"Siapa sih yang ditunggu-tunggu kok belum dimulai? Kata si jagoan sambil membentak.
Bersamaan dengan itu datang sebuah dokar, siapa lagi kalau bukan Kiai Kholil yang ditunggu-tunggu.
"Assalamu'alaikum", ucap Kiai Kholil sambil menginjakkan kakinya ke lantai tangga paling bawah rumahbesar itu.
Bersamaan dengan injakan kaki Kiai Kholil , gemparlah semua undangan yang hadir. Serta-merta rumah menjadi miring. Para undangan tercekam tidak berani menatap Kiai Kholil . Si fulan yang terkenal jagoan itu ketakutan, nyalinya menjadi kecil melihat kejadian yang selama hidup baru dialami saat itu.
Setelah beberapa saat kejadian itu berlangsung kiai mengangkat kakinya. Seketika itu, rumah yangmiring menjadi tegak seperti sediakala. Maka berhamburanlah para undangan yang menyambut dan menyalami Kiai Kholil .
Akhirnya fulan yang jagoan itu menjadi sadar, bahwa dirinya kalah. Dirinya terlalu sombong sampai begitu meremehkan seorang ulama seperti Kiai Kholil . Fulan lalu menyongsong Kiai Kholil dan meminta maaf. Kiai Kholil memaafkan, bahkan mendoakan. Do'a Kiai Kholil terkabul, Fulan yangdulu seorang jagoan yang ditakutidi daerah itu, akhirnya menjadi seorang yang alim. Bahkan, kini si fulan menjadi panutan masyarakat daerah itu.

MANQOBAH KETIGA PULUH SATU : SYEKH ABDUL QODIR BERZIARAH KE MAKAM ROSULULLOH SAW DAN MENCIUM TANGAN BELIAU

Pada waktu Syekh Abdul Qodir
berziarah ke pusara Rosululloh
SAW. di Madinah Munawwaroh,
setibanya di Madinah langsung
beliau masuk ke ruang pusara
Rosululloh SAW. yaitu "ruang yang
mulia" (hujroh syarifah).
Selama empat puluh hari beliau
berdiri di hadapan pusara
Rosululloh SAW.
Kedua tangannya
diletakkan pada dadanya sambil
bermunajat mengharap rahmat-Nya, menumpahkan isi hati
nuraninya dengan makna bait
dibawah ini :
ﺫﻧﻮﺑﻲ ﻛﻤﻮﺝ ﺍﻟﺒﺤﺮ ﺑﻞ ﻫﻲ ﺍﻛﺜﺮ
***
ﻛﻤﺜﻞ ﺟﺒﺎﻝ ﺍﻟﺸﻢ ﺑﻞ ﻫﻲ ﺍﻛﺒﺮ
ﻭﻟﻜﻨﻬﺎ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻜﺮﻳﻢ ﺍﺫﺍ ﻋﻔﺎ
***
ﺟﻨﺎﺡ ﻣﻦ ﺍﻟﺒﻌﻮﺽ ﺑﻞ ﻫﻲ ﺍﺻﻐﺮ
dzunubi kamaujil bahri bal hiya
aktsaru
kamitslil jibalis Syummi bal hiya
akbaru
walakinnaha 'indal karimi idza
'afaa
janahum minal bu'uudhi bal hiya
ashghoru
"Besar dosaku seperti gulungan
ombak dilaut bahkan lebih banyak. Tinggi setinggi puncak gunung syam
bahkan lebih tinggi lagi. Namun bila daku Kau ampuni,ringan dosaku seringan sayap
nyamuk, kecil bahkan sekecilamat sangat".
Lalu beliau meneruskan munajat
pengharapannya dengan baitdibawah ini:
ﻓﻲ ﺣﺎﻟﺔ ﺍﻟﺒﻌﺪ ﺭﻭ ﺣﻲ ﻛﻨﺖ ﺍﺭﺳﻠﻬﺎ
***
ﺗﻘﺒﻞ ﺍﻻﺭﺽ ﻋﻨﻲ ﻭ ﻫﻲ ﻧﺎﺋﺒﺘﻲ
ﻭﻫﺬﻩ ﻧﻮﺑﺔ ﺍﻻﺷﺒﺎﺡ ﻗﺪﺣﻀﺮﺕ
***
ﻓﺎﻣﺪﺩ ﻳﻤﻴﻨﻚ ﻛﻲ ﺗﺤﻈﻰ ﺑﻪ ﺷﻔﺘﻲ
fii halatil bu'di ruuhii kuntu
ursiluhaa
tuqobbilul ardho 'anni wahya
naibaatii
wahadzihi naubatul asybaahiqod
hadhorot famdud yamiinaka kai
tuhzho bihaa syafatii
"Kala jauh dari kekasih, kau utus roh pengganti diri, ulurkan tanganmu kini kasih,kan kukecup sepuas hati untuk terima syafaat kekasih".
Selesai beliau meluapkan isi hati
nuraninya, tangan RosulullohSAW.
yang mulia terulur keluar lalu
dipegang, diciumnya sepuas hati,
dan diletakkan pada ubun-ubun
kepala Syekh.

MANQOBAH KETIGA PULUH :BERKAT KAROMAH SYEKH ABDUL QODIR BISA MENOLAK GANGGUAN JIN DAN ORANG JAHAT

Syekh Jalal al-Bukhori
meriwayatkan, barangsiapa
diganggu/kemasukan jin supaya
dibacakan ketelinga orang itu
bacaan
ﻳﺎ ﺣﻀﺮﺓ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻣﺤﻲ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ
ﺍﻟﺠﻴﻼﻧﻲ
"Ya hadhrotas Syaikh Quthubul
'alamiin Muhyiddin Abdul Qodir al-
Jailaniy".
Insya Alloh ia akan
sembuh. Dan barangsiapa merasa
takut dari gangguan orang jahat
atau musuh, maka ambil
segenggam tanah hitam dan baca
nama Syekh Abdul Qodir pada
tanah itu lalu sebarkan kearah
yang ditakuti, insya Alloh akan
terpelihara dari kejahatan.
Barang siapa yang mendapat
kesusahan hidup, lalu ia
bertawassul kepada Syekh Abdul
Qodir , Alloh akan mengganti
kesusahan dengan kesenangan,
dan kesulitan dengan
kemudahan.

MANQOBAH KEDUA PULUH SEMBILAN : MENGAMPUNINYA RAJA JIN KEPADA ORANG YANG TELAH MEMBUNUH ANAKNYA

Ulama Baghdad meriwayatkan,
bahwa di Baghdad ada seorang
ulama', seusai sholat Jum'at
berangkatlah ia diiringi para
santri-santrinya berziarah ke
pemakaman.
Di tengah perjalanan
ia menemukan seekor ular hitam
yang sedang melata. Dipukulnya ular itu dengan tongkat sampai mati. Setelah ular dibunuh langsung saja alam sekitar daerah
itu diliputi kabut kelam dan menjadi gelap. Para santrinya tambah terkejut karena gurunya mendadak hilang. Mereka berusaha mencari ditiap-tiap tempat namun tidak
ditemukan. Tiba-tiba gurunya muncul kembali dengan pakaian serba baru. Mereka heran, dan segera menghampiri gurunya
sambil menanyakan kejadian yang
dialaminya. Kemudian diceritakannya bahwa
asal kejadian itu begini permulaannya:
"Tadi waktu cuaca gelap, aku dibawa oleh Jin menuju sebuah pulau. Lalu aku dibawa menyelam kedasar laut menuju suatu daerah kerajaan jin, dan aku dihadapkan kepada sang
raja jin. Pada waktu aku bertemu, ia sedang berdiri di atas singgasana mahligai kerajaannya.
Dihadapannya membujur sesosok mayat di atas pancapersada yang sangat indah bentuknya. Kepala mayat itupecah, darah mengalir dari tubuhnya.
Sejurus kemudian
sang raja jin bertanya kepada pengawalnya yang membawa aku: "Siapa orang yang kau bawa itu?".
Para pengawalnya menjawab: "Inilah orang yang telah membunuh putera tuanku
raja".
Lalu raja jin menatap tajam padaku dengan muka marah.Wajahnya merah padam, dengan geramnya raja jin menghardikku: "Mengapa kamu membunuh anakku yang tidak berdosa? Bukankah kamu lebih tahu
tentang dosanya membunuh,padahal kamu katanya seorang ulama' yang mengetahui masalah-masalahhukum?!", Dia berkata
dengan suara lantang muka
berang menakutkan.
Segera aku menjawab menolak tuduhan itu:"Perkara membunuh anakmu aku tolak, apalagi yang namanya membunuh, bertemu
mukapun aku belum pernah."
Raja jin menjawab :"Kamu tidak bisa menolak, ini buktinya, para saksinya jugabanyak!".
Lalu dengan tegas tuduhan itu
kusanggah: "Tidak, tidak bisa, semuanya bohong, itu fitnah semata!".
Para saksi jin mengusulkan supaya raja
memeriksa darah yang melekat diujung tongkatnya.Lalu sang raja bertanya: "Itudarah apa yang ada ditongkatmu?".
Aku menjawab: "Darah ini bekas cipratan darah ular yang kubunuh".
Raja jin berkata dengan geramnya: "Kamu
manusia yang paling bodoh. Kalau kamu tidak tahu ular itu anakku!".
Dikala itu, aku bingung tidakbisa menjawab lagi, sehinggaaku pusing, bumi dan langit terasa sempit karena sulit mencari jalan pemecahannya.
Raja jin melirik kepada seorang hakim selaku aparatnya seraya berkata:"Manusia ini sudah mengakui kesalahannya, ia telah membunuh
anakku, kamu harus segera memutuskan hukumannya yaitu ia harus dibunuh!".
Setelah jatuh keputusan, aku diserahkan
kepada seorang algojo. Padawaktu kepalaku akan dipancung, algojo sedang mengayunkan
pedangnya kearah leherku, tiba-tiba muncul seorang laki-laki tampan bercahaya sambil
berseru: "Berhenti! Sekali-kali jangan kau bunuh orangini, ia murid Syekh Abdul Qodir ", sambil matanya menatap raja jin dengan sorotan tajam. Lalu ia berkata: "Coba apa jawabanmu kepada Syekh kalau beliau marah padamu karena membunuh muridnya?".
Raja jin melirik ke arahku sambil berkata: "Karena aku menghormati dan memuliakan
Syekh, dosamu yang begitu besar kuampuni, dan kamu bebas dari hukuman. Tetapi sebelum kau pulang, kamu harus jadi imam
sholat untuk menyembahyangkan mayat
anakku almarhum dan bacakan istighfar mohon diampuni dosanya".
Setelah selesai menyembahyangkan, pada waktu pulang aku diberi hadiah pakaian
bagus dan diantarkan ketempat semula tadi"

MANQOBAH KEDUA PULUH DELAPAN : JIN DAN SYETAN DIBAWAH KEKUASAAN SYEKH ABDUL QODIR

Diriwayatkan, pada waktu Nabi Sulaiman a.s. memusatkan perhatian pada renungannya, terlintas dalam hati beliau kekhawatiran terhadap ummat nanti di akhir zaman. Kekhawatiran dari gangguanjin dan kenakalan syaithan yang demikian jahatnya dengan perbuatan yang tidak sopan.
Tiba-tiba terdengar suara dari alam ghaib, sabda Alloh: "Kamu jangan khawatir, sebab nanti akan lahir Nabi penghabisan yaitu Muhammad SAW. Diantara salah seorang anak cucunya ada yang bernama Abdul Qodir , ia akan diberi kekuasaan menguasai jin dansyethan, tidak ada jin dan syetan yang tidak tunduk kepadanya."
***

MANQOBAH KE DUAPULUH TUJUH : SYEKH ABDU QODIR MEMBELI EMPAT PULUH EKOR KUDA UNTUK CADANGAN OBAT ORANG SAKIT

Diriwayatkan, ada seseorangyang bertempat tinggal di suatu tempat agak jauh darikota baghdad. Terbetik berita yang sampai kepadanya tentang kemasyhuran Syekh Abdul Qodir , ia bermaksud akan berziarah berkunjung ke rumah Syekh karena terdorong rasa mahabbah.
Setiba di kota Baghdad, ia tercengang keheran-heranan melihat bangunan istal kuda kepunyaan Syekh sangat megah dan bagus, papan lantai istalnya dibuat dari emas dan perak,pelananya dibuat dari sutra dewangga yang indah warnanya, kudanya ada 40 ekor semuanya bagus dan mulus sehingga kebagusannya tidak ada tolok bandingannya.
Terlintas dalam hatinya prasangka yang kurang baik, bisikkan hatinya berbicara: "Konon dikatakan orang ia seorang wali, tetapi mengapa kenyataannya jauh berbeda sekali ?. Ia seorang penggemar pencinta dunia. di mana ada seorang wali yang cenderung mencintai dunia ?. Sikap prilaku semacam begini tidak pantasdiberikan gelar waliyulloh (Kekasih Alloh)".
Semula ia ingin bertemu dengan Syekh. seketika itu juga dibatalkan niatnya tadi,lalu ia bertamu kepada seseorang di kota itu.
Selang beberapa hari kemudian ia jatuh sakit, danpenyakitnya sangat parah, tidak ada seorang dokterpun di kota itu yang mampu mengobati penyakitnya. Kebetulan ada seorang ulama ahli hikmah, ia memberi petunjuk, katanya: "Menurut diagnosa penyakitnya itu sangat canggih, sulit untuk bisa sembuh, kecuali kalau diobati dengan terapi hati kuda sebanyak empat puluh hati kuda, baru bisa sembuh,dengan persyaratan kudanya harus memiliki, mempunyai sifat dan bentuk khas tertentu."
Di antara mereka ada yang memperhatikan, dan menyarankan segera menghubungi Syekh, "Karenabeliaulah yang memiliki beberapa ekor kuda dan mempunyai sifat bentuk khas yang diperlukan itu. Mintalah kepada beliau pertolongan dan bantuannya. Beliau seorang dermawan dan suka memberipertolongan."
Di waktu mereka menghadapSyekh, dengan suka rela beliau mengabulkan permintaan mereka, setiap harinya disembelih seekor kuda untuk diambil hatinya, sehingga kuda yang empat puluh ekor itu habis semuanya.
Dengan pengobatan empat puluh hati kuda, sembuhlah orang itu dari penyakitnya, ia sembuh sehat seperti sedia kala. Dengan rasa syukur yang tiada hentinya diiringi rasa malu, ia datang menghadap Syekh untuk mohon ampunannya.
Syekh berkata: "Untuk dikatahui olehmu, bahwa sejumlah ekor kuda yang ku beli itu sebenarnya cadangan dan bagian untukmu, karena aku tahu bahwa kamu akan mendapat musibah menderita penyakit parah yang tidak ada obatnya kecuali harus dengan empat puluh kerat hati kuda. Aku tahu maksudmu, semula kamu datang berziarah kepadaku semata-mata didorong rasa cinta kepadaku, namun waktu itu kamu berprasangka buruk, dan kau tidak tahu hal yang sebenarnya sehingga kamu bertamu kepada orang lain."
Setelah mendengar penjelasan itu, ia merasa banyak bersalah dan segeraia bertobat, lalu Syekh meluruskan dan memantapkan keyakinannya.
***

MANQOBAH KEDUAPULUH ENAM: ANJING PENJAGA ISTAL SYEKH ABDUL QODIR MEMBUNUH SEEKOR HARIMAU

Diriwayatkan, bahwa Syekh Ahmad Zandah bila berkunjung bersilaturrohmi kepada para waliyulloh, ia selalu menunggang seekor harimau, dan bagi pribumi yang dikunjunginya harus menyediakan seekor sapi untuk pangan harimaunya.
Pada waktu ia berkunjung kepada Syekh Abdul Qodir , dimintanya seekor sapi yangdigunakan sebagai penarik timba air setiap harinya, karena kebetulan sapi itu yang dilihatnya.
Sementara harimau sedang mengintai sapi yang menjadi mangsanya, tidak diketahui sebelumnya bahwa di situ ada seekor anjing galak penjaga istal kuda kepunyaan Syekh, tiba-tiba anjing itu menyerang, menerkam harimau dan digigitnya hingga mati. Ahmad Zandah terkejut, timbul perasaan malu pada dirinya, dengan merendahkan diri dan sikap hormat segera ia menghadapSyekh lalu mencium tangan beliau.

MANQOBAH KEDUA PULUH LIMA : TULANG BELULANG AYAMHIDUP KEMBALI BERKAT KAROMAH SYEKH ABDUL QODIR

Diriwayatkan, ada seorang perempuan datang menghadap Syekh Abdul Qodir mengantarkan anaknya untuk berguru pada Syekh, untuk mempelajari ilmu suluk, Syekh memerintahkanagar si anak harus belajar dengan tekun mengikuti cara-cara orang salaf dan ditempatkan di ruang kholwat.
Beberapa hari kemudian si ibu selaku orangtua murid datang menengok anaknya dan dilihat tubuh anaknya itu menjadi kurus, makannyahanya roti kering dan gandum. Si ibu kemudian masuk keruang Syekh dan melihat di hadapannya tulang-tulang sisa makanan daging ayam yang sudah bersih. Ibu itu berkata:"Menurut penglihatan saya Tuan Syekh makan dengan makanan yang serba enak. Sedang anak saya badannyakurus karena makanannya hanya bubur gandum dan roti kering, untuk hal itu apa maknanya sehingga ada perbedaan?".
Mendengar pertanyaan itu lalu Syekh meletakkan tangannya di atas tulang-belulang ayam sambil bekata:
قومي باذن الله تعالى الذي يحي العظام وهي رميم
QUUMII BI IDZNILLAHI TA'ALA ALLADZI YUHYIL 'IDZOMA WA HIYA ROMIIM
(berdirilah dengan idzin Allohyang menghidupkan tulang belulang yang sudah hancur).
Lalu berdirilah tulang-belulang itu menjadi ayam kembali sambil berkokok :
لا اله الا الله محمد رسولالله الشيخ عبد القادر ولي الله
(Tidak ada Tuhan selain Alloh, Muhammad utusan Alloh, Syekh Abdul Qodir kekasih Alloh).
Syekh berkata pula kepada orang tua anak itu : "Kalau anakmu dapat berbuat seperti ini, maka ia boleh makan seenaknya asal yang halal".
Ibu itu merasa malu oleh Syekh dan mohon maaf atas prasangka yang buruk. Dengan keyakinan yang bulat, ibu itu menyerahkan anaknya kepada Syekh untuk dididik.

MANQOBAH YANG KEDUA PULUH TIGA : SYEKH ABDUL QODIR MENERIMA MAKANAN YANG TURUN DARI LANGIT

Diriwayatkan, pada waktu Syekh Abdul Qodir sedang berkhalwat selama empat puluh hari lamanya, beliau bermaksud demgan niat yang kuat, yaitu tidak akan minum dan makan berupa makanan dunia, terkecuali kalau makanan itu turun dari langit, dan air untuk minum pada waktu berbuka puasa.
Tinggal dua puluh hari lagi menuju hari yang keempat puluh, terbukalah langit-langit atap rumahnya. Dikalaitu datang seorang laki-laki membawa wadah tempat buah-buahan yang dipegang dengan kedua belah tangannya yang berisikan aneka ragam buah-buahan yang langka adanya, rupanya bagus serta mengagumkan mata. Lalu dihidangkan kepada Syekh, beliau berkata : "Ini makanan dari mana?" Sang pembawa tadi menjawab :"Inidari alam malakut dan jamuan ini untuk Syekh". Syekh menjawab : "Jauhkan wadah itu dari pandanganku,karena emas dan perak diharamkan oleh Rosululloh SAW". kemudian wadah yang terbuat dari emas dan perak itu dibawa kembali.
Pada waktu akan berbuka puasa datang berkunjung malaikat sambil berkata :"Wahai Abdul Qodir , ini jamuan dari Alloh SWT". Disodorkan baki yang penuh diisi makanan, lalu beliau terima dan beliau makan bersama-sama dengan para pelayannya.

MANQOBAH KE DUA PULUH DUA : SYEKH ABDUL QODIR TIAP TAHUN MEMBEBASKAN HAMBA SAHAYA DARI PERBUDAKAN, SERTA NILAI BUSANA

Pada sebagian kitab manaqibmeriwayatkan bahwa Syekh Abdul Qodir tiap hari raya sudah menjadi tradisi beliau membeli beberapa hamba sahaya untu dimerdekakan dari belenggu perbudakan. Setelah dimerdekakan demi membina kemantapan lebih lanjut Syekh mewusulkan mereka kepada Alloh SWT.
Syekh Abdul Qodir bila berpakaian, beliau memakai pakaian yang serba indah, bagus dan mahal harganya. Nilai kainnya harga perkilonya (0, 6888 M) seharga 10 dinar, dan tutupkepalanya seharga 70 ribu dinar. Terompahnya untuk alas kaki yang beliau pakai bertaburan intan berlian dan jamrud. Paku terompahnya terbuat dari perak, namun pakaian yang serba mewah dan indah itu bila ada orang yang memerlukannya saat itu jugabeliau berikan.

MANQOBAH KEDUA PULUH SATU : SYEKH ABDUL QODIR MENGUSAP BURUNG ELANG YANG TERPUTUS KEPALANYA DAN TERBANG KEMBALI

Diriwayatkan sebagian dari karomah Syekh Abdul Qodir , pada suatu hari Syekh Abdul Qodir sedang mengadakan pengajian di hadapan murid-muridnya di madrosah yang beliau pimpin. Waktu itu keadaan cuaca sangat burukangin berhembus dengan kencangnya, tiba-tiba muncul seekor burung elang melewati atap madrosah dengan suara yang keras hingar bingar mengganggu orang yang hadir dimajelis pengajian, maka beliau berkata : "Wahai angin, potonglah kepalanya !". Lalu angin bertiup dengan kencangnya memotong kepala burung elang sehingga terpisah dari badannya dan jatuh dihadapan Syekh.
Kemudian beliau turun dari kursinya mengambil bangkai burung elang itu dan meletakkannya di atas tangan beliau, diusapnya burung itu dengan membaca:
بسم الله الرحمن الرحيم
tiba-tiba burung elang hidupkembali kemudian terbang lagi dengan ijin Alloh SWT, dan hal ini disaksikan oleh segenap jama'ah pengajian.

MANQOBAH KEDUAPULUH : SEEKOR BURUNG PIPIT TERBANGDIATAS KEPALA SYEKH ABDUL QODIR , LALU JATUH DAN MATI

Sebagian dari karomah Syekh Abdul Qodir sedang berwudhu, tiba-tiba beliau dikotori oleh seekor burung pipit yang sedang terbang diatas kepala beliau, kemudian Syekh mengangkatkepala dan dilihatnya burungpipit itu, maka jatuhlah burung itu dan mati.
Kemudian pakaian yang sedang beliau pakai yang dikotori tadi lalu dicucinya dan disedekahkan sebab kematian seekor burung pipit, beliau berkata : "Kalausekiranya kami berdosa karena matinya seekor burung pipit, maka kain ini sebagai kifaratnya".

MANQOBAH KESEMBILAN BELAS : DISELAMATKANNYA ORANG YANG FASIQ KARENA MENJAWAB SYEKH ABDUL QODIR KEPADA MALAIKAT MUNKAR NAKIR

Diceritakan pada zaman Syekh Abdul Qodir ada orang yang fasiq, tetapi sangat mahabbah/mencintai Syekh Abdul Qodir . Setelah orang itu meninggal, kemudian di dalam kubur ditanya oleh Malaikat Munkar Nakir. Jawaban orang tersebut hanyalah Abdul Qodir . Kemudian datanglah sebuah jawaban dari Alloh: "Wahai Munkar Nakir, orang itu memang betul-betul fasiq, dan harus disiksa, tetapi karena dia sangat mahabbah/mencintai kepada kekasih-Ku maka diampuni oleh-Ku.

MANQOBAH KE DELAPAN BELAS: BERKAT KAROMAH SYEKH ABDUL QODIR BAYI PEREMPUAN MENJADI BAYI LAKI-LAKI

Syekh Hawad Al-Qodiri meriwayatkan, ada seorang laki-laki datang menghadap Syekh Abdul Qodir dengan permohonan ingin memperoleh anak laki-laki karena Syekh tempat berlindungnya orang banyak,dan do'anya selalu di terima Alloh SWT.
Kata Syekh : "Permohonanmuitu wajar-wajar saja, nanti juga kamu akan memperoleh anak laki-laki".
Mendengar pernyataan yangmenggembirakan itu setiap hari ia selalu hadir di madrosah majelis ta'lim Syekh Abdul Qodir .
Beberapa hari kemudian isterinya melahirkan anak bayi perempuan, lalu dengansegera ia membawa bayi itu menghadap Syekh, sambil menyerahkan bayinya ia berkata diiringi keluhan:"Dari dahulu saya selalu mengharap ingin memperolehanak lelaki, namun kenyataannya kini bayi perempuan, bukan bayi laki-laki".
Kata Syekh : "Segera balut burit bayimu itu dan bawa pulang, nanti juga kamu akan memperoleh bayi laki-laki". Kemudian dibalutnya bayi itu dengan pemburitan lalu diemban dibawa pulang.
Setibanya di rumah lalu dibuka pembebat bayinya, dan dengan diliputi rasa bahagia si mungil bayi itu menjadi bayi laki-laki berkat karomah Syekh Abdul Qodir dan seijin Alloh
Yang Maha Kuasa

MANQOBAH KE TUJUH BELAS : SYEKH ABDUL QODIR MEREBUT RUH DARI MALAKUL MAUT

Abu Abas Ahmad Rifa'i meriwayatkan , ada seorangpelayan Syekh Abdul Qodir meninggal dunia, kemudian isterinya datang menghadapbeliau mengadukan halnya sambil menangis. Maka terbitlah belas kasihan dalam hati beliau karena ratap tangis itu. Lalu pada sore harinya terbanglah beliau ke angkasa mengejar malaikat maut yang sedang kelangit membawa keranjangmaknawi penuh berisi ruh-ruh manusia dan baru selesai tugasnya mencabut nyawa orang pada hari itu.
Kemudian beliau meminta kepada malaikat maut supaya menyerahkan kepadabeliau nyawa muridnya atau mengembalikan nyawa tersebut pada badannya semula. Permintaan itu ditolak oleh malaikat maut. Karena penolakan itu, beliaumerebut dan menarik keranjang maknawi, maka tumpahlah semua nyawa yang ada dalam keranjang, nyawa-nyawa itu pun kembali ke jasadnya masing-masing.
Menghadapi peristiwa ini malaikat dengan segera mengadukan halnya kepada Tuhan Yang Maha Esa : "Ya Alloh, Engkau mengetahui tentang kekasih-Mu dan wali-Mu Abdul Qodir .
Alloh bersabda : "Memang benar, Abdul Qodir itu kekasih-Ku, karena tadi nyawa pelayannya tidak kamu berikan, akibatnya seluruh ruh itu terlepas, dan sekarang kamu menyesal karena kamu tidakmemberikannya.